Indonesian Society of Oncological Urology (InaSOU) adalah seksi perhimpunan profesi yang berada dibawah naungan Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI) yang beranggotakan dokter spesialis Urologi dengan subspesialisasi di bidang Onkologi. Setiap anggotanya diharapkan dapat memberikan perawatan dan pelayanan onkologi urologi yang terbaik melalui penelitian, pengembangan pengetahuan ilmiah dan peningkatan fasilitas onkologi urologi.
The Indonesian Society of Oncological Urology (InaSOU) is a section under the auspices of the Indonesian Urological Association (IAUI) that consist of urologists with subspecialties in the field of Oncology. Each member is expected to provide the best urologic oncology care and services through research, scientific knowledge development and improvement of urologic oncology facilities.
Peningkatan status sosial dan ekonomi di Indonesia berimbas pada meningkatnya angka harapan hidup. Perubahan ini mengakibatkan pergeseran pola penyakit, dimana penyakit menular yang lebih dominan dimasa lalu digantikan oleh penyakit yang tidak menular saat ini. Salah satu isu penyakit tidak menular memiliki hubungan dengan peningkatan angka harapan hidup adalah keganasan. Kasus baru keganasan secara global dilaporkan meningkat setiap tahunnya sejak era industrialisasi.
Improvement of social and economic status in Indonesia has an impact on increasing life expectancy. This change resulted in a shift in disease patterns, where infectious diseases that were more dominant in the past were replaced by non-communicable diseases today. One of the issues of non-communicable diseases that has a relationship with an increase in life expectancy is malignancy. New cases of malignancy are reported globally every year since the industrialization era.
Perkembangan era industrialisasi juga memberikan dampak meningkatnya kasus uro-onkologi di Indonesia. Menjawab kebutuhan pasien, praktek penatalaksanaan uro-onkologi di Indonesia mulai tumbuh sejak awal tahun 80an. Pada medio 90an, ahli urologi indonesia sudah menginisiasi pemeriksaan PSA sebagai marker pada kanker prostat. Selain itu, ahli urologi indonesia juga memprakarsai tindakan operasi uro-onkologi seperti radikal prostatektomi, nefrektomi, dan sistektomi. Dalam tujuan peningkatan mutu pelayanan dan pendidikan, ahli urologi Indonesia aktif mengadakan acara temu ilmiah dengan narasumber professor tamu terkemuka dari seluruh dunia. Seiring dengan berjalannya waktu, pelayanan ahli urologi dalam bidang onkologi juga melibatkan modalitas radiologis mutakhir seperti CT-SCAN, MRI, Röntgen tulang (bone scanning), dan TRUS. Pada awal tahun 2004, ikatan ahli urologi indonesia (IAUI) resmi memberikan gelar konsultan uro-onkologi kepada empat orang ahli urologi.
The development of the industrialization era also has an impact on increasing uro-oncology cases in Indonesia. Responding to patient needs, the practice of managing uro-oncology in Indonesia began to grow since the early 80s. In the mid-90s, Indonesian urologists initiated the PSA examination as a marker for prostate cancer. In addition, Indonesian urologists also initiated uro-oncological surgeries such as radical prostatectomy, nephrectomy, and cystectomy. In order to improve the quality of services and education, Indonesian urologists actively hold scientific meetings with guest professors from all over the world. Over time, the services of urologists in the field of oncology also involve the latest radiological modalities such as CT-SCAN, MRI, bone X-ray (bone scanning), and TRUS. In early 2004, the Indonesian Urological Association (IAUI) officially awarded four urologists the title of consultant in uro-oncology.
Dengan adanya subspesialistik konsultan onkologi urologi, fokus pengembangan ilmu dan tindakan dibidang uro-onkologi berkembang secara pesat. Pada tahun 2009, hampir seluruh tindakan radikal dibidang uro-onkologi yang lebih rumit telah dikerjakan. Simultan dengan perkembangan terapi operatif, penggunaan obat-obatan kemoterapi juga telah terstandart dalam periode yang sama. Beberapa pusat pendidikan bahkan mulai bertindak sebagai pionir operasi tindakan minimal invasif dengan laparoskopi dibidang uro-onkologi. Perkembangan uro-onkologi di Indonesia juga diikuti dengan pembaruan keilmuan mengacu pada panduan onkologi dunia. Pada tahun 2010, terselenggara acara uro-onkologi pertama di Indonesia dengan panelis yang berasal dari dalam dan luar negeri.
With the existence of subspecialty of uro-oncology consultants, the focus of the development of science and action in the field of uro-oncology is growing rapidly. In 2009, almost all radical surgeries in the more complex cases of uro-oncology were carried out. Simultaneously with the development of operative therapy, the use of chemotherapy drugs has also been standardized in the same period. Several educational centers have even begun to act as pioneers of minimally invasive laparoscopic surgery in the field of uro-oncology. The development of uro-oncology in Indonesia was also followed by scientific updates referring to world oncology guidelines. In 2010, the first uro-oncology event in Indonesia was held with panelists from both national and international faculties.
Peningkatan kasus uro-onkologi di Indonesia ternyata tidak diimbangi oleh jumlah ahli urologi yang tersedia. Untuk menjawab tantangan ini, Pada tahun 2012, Prof. Rainy Umbas mamandang perlu dibentuk suatu wadah ahli urologi yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan terkini dan penelitian terpadu dengan fokus penyakit keganasan dibidang urologi. Hal ini mencetuskan terbentuknya perhimpunan onkologi urologi Indonesia pada tahun yang sama. Seiring dengan berjalannya waktu, anggota perhimpunan onkologi urologi Indonesia semakin bertambah dan mulai tersebar diseluruh Indonesia. Cakupan keilmuan uro-onkologi juga bertambah dengan melibatkan ahli terkait seperti Radioterapi, Radiologi, Patologi Anatomi, Onkologi Medis, Rehabilitasi Medis dan Gizi Klinik. Rapat ilmiah tahunan rutin diadakan sesuai dengan misi kolegium yaitu untuk menjaga keberlanjutan pengembangan ilmu uro-onkologi. Dalam perjalanannya, perhimpunan onkologi urologi indonesia berganti nama menjadi Indonesian Society of Oncological Urology (InaSOU), sesuai dengan hasil musyawarah pada tanggal 30 Juni 2019.
The increase in uro-oncology cases in Indonesia is not matched by the number of available urologists. To answer this challenge, in 2012, Prof. Rainy Umbas thought that it is necessary to form a forum for urologists with the aim of developing the latest knowledge and integrated research with a focus on malignancies in the field of urology. This led to the formation of the Indonesian urological oncology association in the same year. As time goes by, members of the Indonesian urological oncology association are increasing and starting to spread throughout Indonesia. The scope of uro-oncology has also increased by involving related experts such as Radiotherapy, Radiology, Anatomical Pathology, Medical Oncology, Medical Rehabilitation and Clinical Nutrition. Regular annual scientific meetings are held in accordance with the collegium's mission, namely to maintain the sustainability of the development of uro-oncology. During its journey, the Indonesian urological oncology association changed its name to the Indonesian Society of Oncological Urology (InaSOU), in accordance with the results of the deliberation on June 30, 2019.
Perjalanan ahli onkologi urologi Indonesia sejak 40 tahun yang lalu masih terus berkembang hingga saat ini. Akses belajar, penelitian, dan pelayanan merupakan warna dasar yang terus menjadi jati diri dari InaSOU.
The journey of Indonesian urological oncologists since 40 years ago is still growing today. Access to learning, research, and services are the bases that continue to be the identity of InaSOU.
Visi / Vision :
Menjadi salah satu perhimpunan onkologi urologi yang memberikan terapi kanker urologi tingkat dunia di Indonesia dan membebaskan pasien dari penderitaan yang disebabkan oleh karena kanker
Being one of the urological oncology associations that provides world-class urological cancer therapy in Indonesia and frees patients from suffering caused by cancer
Misi / Mission :
Ketua / President : Prof. Rainy Umbas, dr., Sp.U(K), Ph.D
Wakil / Vice President : Prof. Dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), PhD
Koordinator / Coordinator :
ACAP Study