Logo
Home  »  Educations  »  Urology Training Center  »  Universitas Indonesia - Jakarta
Universitas Indonesia - Jakarta

Tentang Kami

About Us

Program studi (Prodi) Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berada di bawah naungan Universitas Indonesia dan terletak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jalan Diponegoro No. 71 Jakarta 10430. Akreditasi terakhir pada tahun 2018 yaitu A (Sangat Baik) dari LAM-PTKes. Program Pendidikan Dokter Spesialis Urologi FKUI mengacu pada standar pendidikan/ kurikulum yang disusun oleh Kolegium Urologi Indonesia. Semua staf pendidik adalah staf medik di lingkungan FKUI – RSCM. Masing-masing staf pendidik menjalankan fungsinya sesuai dengan jabatan dan peminatan masing-masing. Program pendidikan, institusi pendidikan dan staf pengajar dinilai secara berkala dan berkesinambungan oleh Kolegium Urologi Indonesia (KUI).

The Urology Training Program of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia (FMUI) is part of Universitas Indonesia (UI) and located at Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH), Jalan Diponegoro No. 71 Jakarta 10430. It is currently accredited A (Excellent) from LAM-PTKes by certification in 2018. The Urology Training Program of the FMUI is implementing its program under the auspices of the Indonesian College of Urology. All academic staff are medical staff of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo Hospital. Each academic staff carries out its functions according to their respective positions and subspecialties. Educational programs, educational institutions and academic staff are assessed regularly and continuously by the Indonesian College of Urology.

Penerimaan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Urologi FKUI dilakukan setiap 2 kali dalam satu tahun. Struktur dan isi kurikulum program studi dokter spesialis urologi FKUI mengacu pada Standar Pendidikan Dokter Spesialis Urologi (SPDSU) Indonesia yang dibuat oleh Kolegium Urologi Indonesia dan ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), yang edisi terakhirnya ditetapkan pada tahun 2020. Lama studi yaitu lima tahun (sepuluh semester) terdiri dari Pendidikan Metodologi Penelitian, Bedah Dasar dan Pendidikan Urologi yang dibagi dalam 3 (tiga) tahap berdasarkan pencapaian kompetensi yang terdiri dari Tahap Pembekalan, Tahap Magang, dan Tahap Mandiri.

The admission of resident in the FMUI Urology Residency Program is carried out twice every year. The structure and content of the curriculum for the urology specialist study program refers to the Indonesian National Curriculum for Urology Training made by the Indonesian College of Urology and legitimized by Indonesian Medical Council, with the last edition published in 2020. The duration of study is five years (ten semesters) consisting of Research Methodology, Basic Surgery, and Urology which is divided into 3 (three) stages based on the achievement of competencies.

Sejarah

History

Prodi Urologi FKUI awalnya berada di bawah Sub-Bagian Urologi, Bagian Ilmu Bedah FKUI-RSCM yang didirikan oleh Prof. Oetama pada tahun 1950 dengan beberapa orang staf yaitu dr. H. Ramli, dr. Proehoeman, Prof. Sadatoen Soerjohardjo, dan dr. Soemarsono Sastrowardojo. Prodi Urologi FKUI pertama sekali menerima peserta PPDS dari dokter umum berdasarkan SK Dir.Jen.Dik.Ti No. 75/DIKTI/Kep/1983 pada tanggal 1 Oktober 1983. Pada tahun 1960an dengan didirikannya Sub-bagian Urologi FKUI-RSCM, upaya pengembangan keilmuan bidang urologi gencar dilakukan. Salah satunya dengan mengirimkan para staf ke luar negeri untuk memperdalam ilmu urologi.

The Urology Traning Program of the FMUI was a part of Division of Urology of the Department of Surgery FMUI-CMH which was founded by Prof. Oetama in 1950 with several staff, namely dr. H. Ramli, dr. Proehoeman, Prof. Sadatoen Soerjohardjo, and dr. Soemarsono Sastrowardojo. The Urology Training Program of FMUI first received residency participants from general practitioners (GP) based on the Decree of Dir.Jen.Dik.Ti No. 75/DIKTI/Kep/1983 on October 1st, 1983. In the 1960s with the establishment of the Urology Sub-Division of FMUI-CMH, efforts to develop scientific knowledge in the field of urology were intensively carried out, one of them is by sending staff abroad to learn more about specific urology field.

Dr. H. Ramli, dr. Prohoeman, dan dr. Soemarsono menempuh pelatihan urologi di Amerika Serikat, sedangkan Prof. Sadatoen Soerjohardjo menempuh pelatihan urologi di proyek kapal Hope dan melanjutkan pendidikan urologinya di Belanda. Pada tahun 1969, Prof. Djoko Rahardjo menyelesaikan pendidikan ahli bedah di FKUI dengan bimbingan dari Prof. Oetama, Prof. Djamaluddin, dan dr. Irawan Surya Santoso.

Dr. H. Ramli, dr. Prohoeman, and dr. Soemarsono took urology training in the United States, while Prof. Sadatoen Soerjohardjo underwent urology training on the Hope ship project and continued his urology education in the Netherlands. In 1969, Prof. Djoko Rahardjo completed his surgeon education at FMUI with the guidance of Prof. Oetama, Prof. Djamaluddin, and dr. Irawan Surya Santoso.

Prof. Djoko Rahardjo mendapatkan pelatihan urologi selama 1 tahun di bawah bimbingan Prof. Oetama, selanjutnya Beliau dikirim untuk melanjutkan pendidikan urologi di Berlin, Jerman Barat pada tahun 1970 hingga tahun 1972. Beliau menempuh pelatihan urologi di RS Westend dan RS Neukӧllner Krankenhaus, Berlin. Setelah selesai pendidikan, Prof. Djoko Rahardjo kemudian aktif menjadi staf di Sub-bagian Urologi FKUI-RSCM. Prof. Oetama aktif memberikan program pelatihan urologi selama 6 bulan kepada semua dokter yang menjalani program pendidikan ahli bedah di FKUI/ RSCM. Pelatihan ini merupakan cara Prof. Oetama untuk meningkatkan keahlian para ahli bedah dalam penanganan kasus urologi.

Prof. Djoko Rahardjo received urology training for 1 year under the guidance of Prof. Oetama, then he was sent to continue his urology education in Berlin, West Germany from 1970 to 1972. He underwent urology training at the Westend Hospital and Neukӧllner Krankenhaus Hospital, Berlin. After completing his education, Prof. Djoko Rahardjo was then active as a staff in the Urology Sub-Division of FMUI-CMH. Prof. Oetama is active in providing urology training programs for 6 months to all doctors undergoing the surgical residency program at FMUI-CMH. This training is one of the ways of Prof. Oetama to improve the expertise of surgeons in handling urological cases.

Perkembangan urologi di Indonesia tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan beberapa Professor asing antara lain Prof. Donker, Prof. Mensink, dan Prof. Udo Jonas. Pada tahun 1974, Prof. Donker pada saat cuti besar akhir jabatannya menetap di Indonesia selama satu tahun, dan menjadi Professor tamu di Jakarta dan Surabaya. Beliau berjasa membantu pengembangan ilmu urologi di Indonesia salah satunya dengan turut mendukung dibukanya program studi urologi di Jakarta dan Surabaya. Prof. Udo Jonas, seorang Professor berkebangsaan Jerman, menjadi Professor tamu dan turut mendidik para ahli urologi di Indonesia selama menjadi Kepala Departemen Urologi di Leiden. Selanjutnya beliau pindah ke Medizinische Hochschule Hannover (MHH), dan mendidik sampai meraih gelar PhD beberapa ahli urologi dari Indonesia yaitu Prof. Akmal Taher, dr. Ponco Birowo, dan dr. Harrina E. Rahardjo, yang mendalami bidang – bidang spesifik dalam urologi (Uroandrologi, dan Urologi Wanita & Fungsional).

The development of urology in Indonesia cannot be separated from the assistance and guidance of several foreign professors, including Prof. Donker, Prof. Mensink, and Prof. Udo Jonas. In 1974, doing his sabbatical, Prof. Donker stayed in Indonesia for one year and became a visiting professor in Jakarta and Surabaya. He is instrumental in helping the development of urology in Indonesia, one of which is by supporting the opening of urology training programs in Jakarta and Surabaya. Prof. Udo Jonas, a German professor, became a visiting professor and helped educate urologists in Indonesia during his time as chairman of the Department of Urology at Leiden. Then he moved to Medizinische Hochschule Hannover (MHH), and supervised Ph.D. programs of several urologists from Jakarta, namely Prof. Akmal Taher, dr. Ponco Birowo, and dr. Harrina E. Rahardjo, whom specializes in specific fields of urology (Uroandrology, and Female & Functional Urology).

Di RSCM, Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP) mulai diperkenalkan pada tahun 1950-an oleh Prof. Oetama setelah menyelesaikan pendidikan urologinya di Amerika. Sejak itu, TURP jauh lebih banyak dilakukan daripada operasi terbuka. Di Indonesia, usaha cangkok ginjal pertama kali dimulai di RSCM pada tahun 1977, yang dirintis bersama-sama dengan sub-bagian Ginjal dan Hipertensi, yang pada saat itu dipimpin oleh Prof. dr. R. P. Sidabutar. Tokoh-tokoh operasi cangkok ginjal pertama kali di Indonesia adalah dr. Irawan Surya Santoso, Prof. Djoko Rahardjo, dr. David Manuputty, dr. Rochani, dan Prof. dr. R. P. Sidabutar serta dibantu oleh Prof. Kazuo Ota, seorang Professor berkebangsaan Jepang dari Tokyo.

At CMH, TURP was introduced in the 1950s by Prof. Oetama after completing his urology training in America. Since then, TURP is much more performed than open surgery for BPH. In Indonesia, the first kidney transplant was performed at CMH in 1977, which was initiated together with the Nephrology sub-division of the Department of Internal Medicine, which at that time was led by Prof. dr. R. P. Sidabutar. The figures for the first kidney transplant in Indonesia, namely dr. Irawan Surya Santoso, Prof. Djoko Rahardjo, dr. David Manuputty, dr. Rochani, and Prof. dr. R. P. Sidabutar, and guided by Prof. Kazuo Ota, a Japanese professor from Tokyo.

Perubahan tren pembedahan dari operasi terbuka menjadi teknik minimal invasif dalam lingkup bedah mendorong penggunaan teknik minimal invasif pada kasus-kasus bedah. Antara lain Percutaneous Nephrostolithotripsy (PCNL) untuk penanganan batu ginjal dan ureter yang didalami oleh dr. Rochani. Di RSCM, teknik laparoskopi pertama kali dikerjakan oleh Prof. dr. Rainy Umbas pada tahun 1994. Beliau saat itu mengerjakan teknik laparoskopi pada kasus diagnostik UDT intra-abdominal. Pada tahun 2002, Prof. dr. Chaidir A. Mochtar dikirim ke Belanda untuk menjalani program PhD sekaligus menjalani pelatihan teknik laparoskopi. Setelah menyelesaikan pelatihannya di Belanda pada tahun 2005, beliau mulai menerapkan teknik laparoskopik di RSCM. Pada 8 November 2011, teknik laparoscopy donor nephrectomy pada trasplantasi ginjal dilakukan di Indonesia untuk pertama kalinya. Untuk mempercepat pengembangan teknik laparoskopi di RSCM, pada tahun 2013, dr. Irfan Wahyudi dikirim untuk mendalami teknik laparoskopi di Jerman dan dr. Agus Rizal Hamid dikirim pada tahun 2014.

The changing trend of surgery from open surgery to minimally invasive techniques in the surgical field encourages the use of minimally invasive techniques in surgical cases. At CMH, the first laparoscopic technique was carried out by Prof. dr. Rainy Umbas in 1994 for undescended testicle. In 2002, Prof. dr. Chaidir A. Mochtar was sent to the Netherlands to undergo a PhD program as well as training in laparoscopic techniques. After completing his training in 2005, he began to apply laparoscopic techniques at RSCM. On November 8, 2011, the laparoscopic donor nephrectomy technique for kidney transplantation was performed in Indonesia for the first time. To accelerate the development of laparoscopic techniques at RSCM, in 2013, dr. Irfan Wahyudi was sent to train in Germany and followed by dr. Agus Rizal Hamid in 2014.

Visi Misi

Visi / Vision

Menciptakan pengalaman istimewa di program studi dokter spesialis urologi dalam menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan melalui Academic Health System yang berorientasi kepentingan masyarakat pada tahun 2020.
Creating Infinite Experience in Urology Training Center in Education, Research, and Healthcare Services through Community-Oriented Academic Health System in 2020

Misi / Mission

  1. Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis urologi terbaik, berbasis riset dalam lingkungan RSCM- Academic Health System (AHS) UI.
    Organizing the best, research-based urology specialist training at the FMUI- Academic Health System (AHS) Universitas Indonesia environment.
  2. Melaksanakan penelitian bidang urologi bertaraf internasional, lintas disiplin untuk mengantisipasi masalah kesehatan di masa depan.
    Doing research in urology with international standards, multidisciplinary to anticipate future health problems.
  3. Turut serta dalam mewujudkan Academic Health System (AHS), yaitu integrasi antara Departemen Urologi FKUI-RSCM dan rumah sakit pendidikan/jejaring lainnya.
    Participate in realizing the Academic Health System (AHS), namely the integration between the Department of Urology FMUI-CMH and other teaching hospitals/networks.
  4. Terwujudnya manajemen program studi urologi yang professional, pertumbuhan finansial dan manajemen keuangan yang handal.
    Realization of the urology training program management with professional, good financial growth, and reliable financial management.
  5. Berperan aktif membantu pemerintah dan kementerian kesehatan dalam bidang pendidikan dokter spesialis urologi dan pelayanan urologi untuk masyarakat Indonesia.
    Take an active role in assisting the government and the ministry of health in the field of urology specialist training and urology services for the Indonesian people.

Staff Pengajar

Ketua Program Studi / Head of Training Program:
Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, SpU(K), Ph.D

Kepala KSM / (Head of Department):
Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K)

Staf Pengajar / Teaching Staffs :

  • Prof. dr. Rainy Umbas, SpU(K), Ph.D – Urologi Onkologi ( Urology Oncology )
  • Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU(K), Ph.D - Endourologi dan Uroandrologi ( Endourology and Uroandrology )
  • Prof. dr. Chaidir A. Mochtar, Sp.U(K), Ph.D - Urologi Onkologi ( Urology Oncology )
  • dr. Arry Rodjani, SpU(K) - Pediatrik Urologi ( Pediatric Urology )
  • Dr. dr. Nur Rasyid, SpU(K) - Endourologi dan Uroandrologi ( Endourology and Uroandrology )
  • Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K) – Pediatrik Urologi ( Pediatric Urology )
  • dr. med. Ponco Birowo, SpU(K), Ph.D - Divisi Endourologi dan Uroandrologi ( Endourology and Uroandrology )
  • dr. Harrina E. Rahardjo, SpU(K), Ph.D – Urologi Wanita dan Fungsional ( Female and Functional Urology )
  • dr. Agus Rizal A.H. Hamid, SpU(K), Ph.D – Urologi Onkologi ( Urology Oncology )
  • dr. Gerhard Reinaldi Situmorang, SpU(K), Ph.D – Pediatrik Urologi ( Pediatric Urology )
  • dr. Fina Widia, SpU(K) – Urologi Wanita dan Fungsional ( Female and Functional Urology )
  • dr. Gampo Alam Irdam, SpU(K) - Urologi Rekonstruksi ( Reconstructive Urology )
  • dr. Widi Atmoko, SpU(K) - Endourologi dan Uroandrologi ( Endourology and Uroandrology )

Website Kami / Our Website

www.urologi-rscmfkui.com

Video Profil / Profile Video